Minggu, 28 September 2014

Sebelum dia halal bagimu

Sebelum dia halal bagimu

Sungguh menarik jika membahas tentang pernikahan. Tapi bagi saya, lebih menarik adalah membahas waktu-waktu menjelang hari H pernikahan.
Menarik, karena jangka waktu antara khitbah-menikah itu penuh warna.
Ada pusing karena persiapan ini itu menjelang pernikahan,
Ada deg-degan karena tak lama lagi sudah tidak sendiri,
Ada rasa canggung, malu-malu dan grogi ketika harus berkomunikasi dengan si dia, calon pendamping kita.
Ada rasa syukur tak terkira, karena selangkah lagi akan menghadapi salah satu ketentuanNya yang telah lama dinanti..
Waw.. masya Allah rasanya :-)
Berbagai cerita juga saya dapat dari sahabat saya tentang perasaan mereka menjelang pernikahan. Apalagi, sahabat-sahabat saya ini juga sebagian besar tidak melalui proses pacaran sebelumnya. Kebayang kan bagaimana menariknya cerita mereka? :mrgreen:
Di antara rasa yang nano-nano tadi, ada satu hal yang bagi saya begitu penting; Menjaga interaksi dengan sang calon.
Sungguh, meskipun jarak antara khitbah dan nikah kami waktu itu hanya berjarak satu minggu, tapi rasanya godaan itu begitu besarnya. Saya berpikiran, apalagi mereka yang jaraknya begitu lama. Rasanya gimana ya?
Apa sih godaan-godaan itu?
Banyak. Di antaranya berkhalwat, saling mengirim kata-kata yang belum pantas (sayang, kangen)
memanggil ‘Bunda/ayah’, atau kalau katanya ingin Islami ya Ummi/Abi sebelum waktunya, kalimat-kalimat ‘gombal’ dan pujian untuk menggoda..
Benar-benar disinilah celah setan untuk menghancurkan ibadah kita. Disinilah dibutuhkan ketegasan dari salah satu pihak, atau keduanya untuk membatasi komunikasi dan interaksi.
Disinilah sepenuhnya hati kita jaga, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Apa jaminan kita akan disampaikan usia hingga penghulu mengatakan “SAH..SAH..”
Apa jaminan bahwa tidak ada halangan saat hari H?
Jangan sampai semua yang semestinya bisa segera kita raih dengan penuh kebarokahan, tak lama lagi, hanya butuh sedikiiiit saja kesabaran, menjadi hambar tak bermakna, karena itu semua telah kita lakukan sebelum halal.
Dan apapun yang dilakukan sebelum itu dihalalkan, pasti ada rasa tidak tenang di hati. Betul tidak?
Ah.. sungguh sayang sekali, ‘makanan lezat’ yang sudah terhidang untuk ‘berbuka puasa’ sebentar lagi, menjadi hambar karena kita sudah tidak begitu lapar, sudah mencicipi sebelum waktunya.
Tahanlah lisanmu untuk mengatakan hal-hal yang belum waktunya.
Tahanlah jarimu untuk tidak mengetikkan kata-kata yang masih haram kau keluarkan.
Tahanlah dirimu, badanmu untuk tidak menyentuh hal-hal yang masih belum menjadi hakmu.
Sedikit lagi, semua akan menjadi begitu indah dan barokah jika kau bisa memenangkan godaan-godaan itu.
Jika kau ingin memuliakan calon ibu/ayah dari anak-anakmu, muliakan dia sejak sebelum menikah. Dengan menjaga hatinya, dan kehormatannya hingga saat itu tiba.
wallahua’lam bishowab.
Semoga bermanfaat :-)
Penulis : @SoniaAtika (Departemen Kajian Perempuan, Anak dan Keluarga Bidpuan Hijaz)

0 komentar:

Posting Komentar