Senin, 22 September 2014

semua karuniaNya adalah pinjaman dariNya

semua karuniaNya adalah pinjaman dariNya

Assalamualaikum ww.

������
Saat itu Ibrahim telah menjadi tua dan sendirian. Di tengah kenabiannya, ia tetap seorang “lelaki” yang sebagaimana manusia lainnya, sangat menginginkan anak laki-laki. Ismail sendiri adalah pemuda yang cerdas, berbudi, dan kuat. Ia adalah upah kehidupan yang penuh perjuangan.
Ia membawa kebahagiaan bagi Ibrahim. Ia juga harapan, cinta, dan penerus keturunan Ibrahim— yang silsilahnya belakangan mengalir (bagai “Al-Kaustar”) hingga Nabi Muhammad SAW dan anak cucunya.
Tapi kini Tuhan memintanya mengorbankan “milik” yang paling dicintainya itu. Sekiranya pengorbanan yang diminta Tuhan adalah nyawanya sendiri, mungkin itu lebih mudah bagi Ibrahim.
Alhasil,  Ibrahim pun membawa anaknya ke Mina. Di situ Ibrahim masuk ke panggung untuk berevolusi, tempat idealisme diunggah, ‘tempat kebebasan absolut yang disertai penyerahan total diwujudkan’.
Kalau Ibrahim mengorbankan putranya, kita patut bertanya, “siapa” atau “apa” kah Ismail kita?
�� Jabatan?
�� Kehormatan?
�� Uang?
�� Cinta?
�� Keluarga?
�� Ilmu?
�� Hidup kita?
Tak ada yang tahu, kecuali diri kita sendiri.
Menurut seorang intelektual Iran, DrAli Shariati, tanda-tanda “Ismail” kita adalah segala hal yang melemahkan keyakinan (iman), segala yang menyebabkan kita ‘mementingkan diri sendiri’, apa pun yang membuat kita tidak bisa mendengar pesan dan mengakui kebenaran, serta segala hal yang mendorong kita mencari pembenaran demi “kenyamanan”.

������
Nah,
Sahabatku sekalian, marilah kita melihat kembali pada diri kita sendiri. Apakah kita sudah lebih mencintai Allah dan Rasulullah saw daripada apapun yang ada di dunia ini?
Sudahkah kita rela meninggalkan atau mengorbankan kecintaan kita di dunia kalau hal itu harus dilakukan untuk menjalankan perintahNya?
Penghuni-penghuni gua (Al-Kahf):7 – Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.
Allah sudah mengingatkan kita bahwa kita akan diuji dan bahwa semua pemberianNya sesungguhnya juga adalah cobaan untuk mengetahui iman kita:
Laba-laba (Al-`Ankabūt):2 – Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?
Hari dinampakkan kesalahan-kesalahan (At-Taghābun):15 – Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.
Semoga kita semua diberikan iman Islam yang kuat agar kita selalu dapat berpegang padaNya, karena Allah yang satu cukup bagi kita, dan semua yang lain hanyalah pemberianNya pada kita untuk menguji kita. Semoga kita semua sadar dan siap berkorban pada saat Allah meminta kita untuk itu… hanya untuk mencari ridloNya.
Aamiin yra

0 komentar:

Posting Komentar