Kamis, 02 Oktober 2014

SURVEY MEMBUKTIKAN

SURVEY MEMBUKTIKAN
------------------------------------

Survey membuktikan, kebanyakan kita .. Didalam sholat 5 waktu, surat yang paaaaaling sering kita baca gak jauh-jauh dari Qul, Qul, dan Qul ..

Ngaku? Hehehe..

Tapi, sudahlah hanya Qul ke Qul, teteuppp aja banyak yang belum hafal artinya. Betul? (Aa Gym mode.on)

Survey(lagi) membuktikan :

Dari sekian jenis permasalahan rumah tangga, dari yang ringan hingga yang paaaaling berat,

Kebanyakan kekuatiran para ibu adalah, "bagaimana anak-anak nantinya?" Terutama di urusan biaya hidup.

Padahal, hampir sering lisan kita mengucapkan : Allaahush Shomad! -» Allah sebagai tempat bergantung.

Teteupp aja, tanpa sadar kita sudah menganggap, bahwa tempat bergantung kita adalah : org tua, pasangan, boss di kantor, partner kerja, dll, dsb ..

Sebab, manakala orang tua gak mampu lagi membiayai, kita kecewa. Pasangan menafkahi kayak jalanan puncak (ntar kebuka hatinya ntar ketutup) kita ketakutan, boss dikantor manyun dikit, kita takut .. Partner gak amanah, merugikan kita, kita blingsatan ..

Padahal, kita cukup meyakini 1 hal .. Rezeki kita pasti ada, Allah sudah menyiapkannya, pasti!

Kita fokus sama Sang Pemberi, bukan pada "jalan" nya. Sebab org tua, pasangan, boss dikantor, rekan bisnis, dsb nya itu hanyalah asbab, hanya "keran" yang kebetulan sedang Allah jadikan perantara datangnya rezeki ke kita.

Dan yang namanya keran, rusak satu masih ada lagi 10.000 dapet 3.

Jika "keran" yang sedianya menjadi penyalur rezeki itu tidak lagi berfungsi, adalah hal yang sangat sangat mudah bagi Allah, memberikan kita "keran" yang baru.

Coba bayangin, andai asisten rumtang kita lebay-lebay nangis gak bisa nyuci, tau-tau alasannya adalah : "kerannya rusak bu, airnya gak bisa ngalir" trus kita mau gantiin kerannya, dia gak mau, malah lebay nnangis bombay, sambi melukin keran yg rusak itu .. "Jangan pergi dariku!"

Sebel gak? Sebel .... Ni orang mau nyuci apa mau maen sinetron sih? Keran rusak ya ganti baru. Don't rich people difficult deh ah ..

Kebayang kan, kalau kita berulah serupa .. Menangisi si asbab, ujung-ujungnya menyesali takdir ..

Padahal, sejatinya dalam menjalani hidup, kita memang senantiasa berpindah dari takdir yg satu kepada takdir yang lain.

Kalo kita gak mau, malah memilih diem ditempat, ya kita gak akan pernah sampai pada takdir didepan kita. Stuck ditempat yang takdirnya sudah harus berubah.

Udah kita yang ogah move on, kita juga yang bertanya-tanya pd Allah ..

"Ya Allah, kapan sih derita ini berakhir?" | "ya sesegera ente angkat kaki dari masa lalu, beranjak kedepan, diem aje ditempat, akhirnya nasib gak berubah-ubah, derita siapa kalo bukan derita ente?"

Jadi ..

Sebenarnya yang dibutuhkan dari kita hanya 1, yakin bahwa sudah sunnatullaah segala sesuatu yang ada dikolong langit ini, gak ada yang abadi.

Airmata gak abadi, begitu juga kelapangan hidup. Ketika hidup semakin terasa sulit, yakin aja bahwa setelahnya jalan keluar pasti terbuka. Caranya? Move on dong .. Rubah, usaha!

Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum mereka berusaha (lebih dulu) merubahnya sendiri. Artinya, harus ada usaha kita ..

Semua kita, pasti dan pasti punya pengalaman jatuh yang paaaling buruk, paling pahit. Tapi gak semua kita bisa langsung bangkit lagi dengan leher tegak dan keberanian yang kian terasah.

------

In tanshurullaaha yanshurkum, tolonglah agama Allah, maka Allah akan menolongmu.

Inget kan, kisah seorang anak perempuan yang berkeras melarang ibunya mencampur susu dengan air? Padahal dicampur sedikit juga gak kerasa, gak ketauan. (Gak ketauan sm orang, mksdnya)

Tapi si gadis, sadar bener.. Yang Maha Melihat gak mungkin lengah ..

Akhirnya? Si gadis telah menolong agama Allah dengan cara berlaku jujur meski manusia gak ada yang tau.

Dan akhirnya, Allah pun mengangkat derajatnya dengan pernikahannya dgn anak pemimpin negeri, Umar bin Khattab.

Usah lagi risau dengan rezeki, meski kenyataan mungkin terasa begitu sulitnya.

Nitipin anak disekolah yang cuma beberapa jam aja, kita sebegitu concernnya dgn printilan perlengkapan mereka, apalah lagi Allah .. Menitipkan kita di dunia, gak mungkin tanpa dicukupi rezeki kita.

Ada yang sukses jadi pengusaha real estate setelah dipecat dari kantor, ada yang mengawali karirnya hanya dgn jd loper koran, tau2 sampai bisa punya toko buku besar.

Ada juga yang sukses jadi pengusaha katering setelah dia sebelumnya jatuh bangun mencoba bertahan hidup utk terus bisa menafkahi anak-anaknya, sepeninggal suaminya .. Padahal waktu suami masih ada, dia adlh istri yg hampir gak bisa apa-apa ..

Kadangkala, kita memang perlu sesekali ditampar oleh nasib, untuk betul-betul terbangun, bahwa sesungguhnya kita bisa. Kita berdaya, kita mampu melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk diri dan orang-orang tersayang kita.

Lewat kerugian yang besar kita belajar lagi bagaimana memanage bisnis lebih baik lagi

Lewat perpisahan dengan pasangan, kita juga belajar .. Bahwa sebenarnya kita bisa untuk tidak terus terusan bergantung.

Yaps, kadang memang harus jatuh dulu, untuk tau bahwa ternyata kita bisa bangun lagi

-------

“Janganlah merasa terlambat datangnya rezki (kepadanya, pent), karena sesungguhnya seseorang sekali-kali tidak akan meninggal dunia sehingga ia sampai pada jatah rezekinya yang terakhir. Maka carilah nafkah dengan cara yang baik, yaitu dengan mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram.”

(HR. Al-Hakim II/IV no.2134, dan Ibnu Hibban VIII/33 no.3241, dan dinyatakan Shohih oleh syaikh Al-Albani di dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shohihah VI/108 no.2607, dan Shohih At-Targhib wa At-Tarhib II/143 no.1697).

0 komentar:

Posting Komentar