Jomblo syariah
Jomblo, kata ini sekarang tengah menjadi trending topic pembicaraan tak hanya di dunia maya, bahkan di dunia nyata sekalipun. Entah bagaimana ceritanya, jomblo kini mempunyai konotasi yang sedikit tidak sedap. Jomblo dianggap sebagai orang yang hina, penuh kemalangan, bahkan sering jadi target bully. Ada yang lebih parah lagi, yaitu Jomblo Ngenes. Ini tingkat jomblo yang kata orang adalah tingkat paling merana.
Ust. Syatori Abdurrauf © RateDesi Hungama
Kata “jomblo” sebenarnya tidak ada di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata ini berasal dari “jomlo” yang berarti gadis tua. Mungkin jomblo diibaratkan sebagai seseorang yang harusnya sudah punya pasangan namun waktu belum mengizinkan. Jika dilihat secara mendalam, para jomblowan dan jomblowati ini sebenarnya adalah orang-orang yang sedang dikehendaki baik oleh Allah. Mengapa demikian? Ini dikarenakan saat kita berada di status jomblo, kita akan punya waktu lebih banyak untuk melakukan kebaikan. Ya, sebagai jomblo syariah yang mulia dan penuh prestasi.
Secara garis besar, jomblo dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jomblo orang umum dan jomblo orang khusus. Untuk jomblo jenis pertama (umum), biasanya berorientasi pada pacaran (jomblo karena tak punya pacar). Jomblo jenis ini akan menghadapi ke-jomblo-annya dengan tampil keren atau mengubah tingkah laku untuk menarik perhatian lawan jenis. Padahal, tidak punya pacar bukanlah sesuatu yang buruk, bahkan bisa dibilang prestasi. Prestasi karena waktu kita lebih banyak untuk mengejar target dan mimpi.
Jenis jomblo yang kedua (khusus) akan lebih berorientasi kepada menikah (jomblo karena belum menikah). Kapan menikah itu adalah sebuah pilihan, dan menunda pernikahan meski sudah berkecukupan adalah pangkal kemuliaan. Mulia karena kita punya waktu lebih panjang untuk meningkatkan kapasitas diri kita. Namun, mulia bukan dilihat dari sudah atau belumnya menikah. Mulia ditentukan dari apa yang kita lakukan. Kalau jomblo tapi nggak baik, ya nggak mulia.
“Belum / tidak menikah bukanlah suatu kehinaan”
Balik lagi ke jomblonya orang umum. Terdapat setidaknya enam kebaikan yang bisa diraih oleh jomblo jenis ini:
1. Jomblo Pangkal Kaya
Uang bisa ditabung untuk keperluan yang lebih penting, bukan untuk pacaran.
2. Jomblo Pangkal Nggak Galau
Kalau jomblo, galaunya cuma satu (tak punya pasangan). Tapi kalau pacaran, galaunya seabrek (galau SMS nggak dibales, galau nggak dijemput, dll).
3. Jomblo Pangkal Pandai
Punya waktu banyak buat belajar biar lebih pandai.
4. Jomblo Pangkal Sabar
Kesabaran menahan diri dari keburukan (hal-hal yang umumnya ada di pacaran).
5. Jomblo Pangkal Merdeka
Merdeka dalam arti sebenarnya, bebas, waktu yang dimiliki lebih efisien.
6. Jomblo Pangkal Keselamatan
Selamat fisik karena tidak capek pacaran dan selamat rohani karena hatinya bersih dari galau.
Yang wajib diingat, saat kita gagal pacaran, berarti Allah yang menggagalkannya dan menginginkan kita menjadi lebih baik.
Ada sebuah kisah singkat yang menarik. Seorang gadis menerima sebuah SMS yang berisi ‘Dek, mau nggak jadi pacarku?’. Terkejut. Ternyata ada yang mau sama diriku, begitu pikir si gadis. Tepat sebelum gadis ini akan membalas ‘Iya, mau’, ada SMS masuk dari pengirim yang sama. ‘Maaf, tadi salah kirim’, begitu isinya. Alhamdulillah, Allah masih menjaga gadis ini dalam kebaikan.
Balik juga ke jomblonya orang khusus. Jomblo jenis ini berpikir bahwa menikah itu pasti. Jadi jika kita masuk jomblo jenis ini, tak perlulah risau memikirkan menikah dengan siapa. Yang perlu adalah menjadikan menikah sebagai peristiwa yang terbaik dalam hidup. Kriteria yang harus kita pegang adalah pastikan pasangan kita seorang pria atau wanita dan pastikan bahwa dia baik agamanya. Jodoh merupakan orang yang terbaik untuk kita. Jadi kita harus menjadi yang terbaik untuk mendapatkan orang yang terbaik.
Jomblonya orang khusus adalah waktu untuk mempersiapkan diri untuk tahap kehidupan yang sebenarnya. Berprasangka baiklah selalu kepada Allah. Bila belum kunjung menikah itu berarti Allah memberikan kebaikan, dan tugas kita mencari kebaikan itu. Atau yang lebih istimewa, Allah belum mengizinkan ada orang lain di antara kita dan Allah.
Jomblo bukanlah sesuatu yang hina lagi jika kita melihatnya lebih mendalam. Jomblo adalah waktu di mana kita mengukir prestasi. Jomblo adalah medan kita untuk berjuang dengan sungguh-sungguh. Berjuang untuk terus melakukan kebaikan, karena dengan sendirinya kita akan menjadi orang baik. Bangga jadi jomblo syariah, bangga jadi jomblo mulia penuh prestasi
0 komentar:
Posting Komentar