Rizki tak tertukar
“Aku tahu, rezekiku tak akan diambil orang, karenanya aku tenang.. aku tahu amalku tak akan dikerjakan orang, karenanya kusibuk berjuang”
(Hasan Al Bashri)
“Janganlah kalian merasa bahwa rezeki kalian datang terlambat, krn sesungguhnya tidaklah seorang hamba meninggal hingga telah datang kepadanya rezeki terakhir yang ditetapkan untuknya. Maka tempuhlah jalan terbaik dalam mencari rezeki yaitu dengan yang halal dan meninggalkan yang haram”
(HR. Ibnu Majah)
Ada seorang pekerja yang gajinya amat banyak angka nol di belakang bilangan utama, disimpan rapi di bank.. namun jika ia meninggal esok hari, jd rezeki siapakah kiranya? –maka,rezeki bukan yang tertulis sbgai angka gaji
Ada seorang pemilik jejaring rumah makan terkenal dgn penghasilan yang besarnya mencengangkan, namun sepanjang hidupnya tak pernah ia berbaring di kasur, apalagi ranjang pegas. Tidur di alas empuk hanya membuat tulang punggungnya ngilu. dia hanya bisa beristirahat di atas tikar yang digelar di lantai yang dingin.. — maka, rezeki bukan soal apa yang sanggup dibeli..
Ada seorang pemilik saham terbesar maskapai penerbangan, tp ia menderita phobia ketinggian,maka seumur hidupnya tak pernah ia berani naik pesawat.. –maka,rezeki bukan soal apa yang dikuasai..
Ada pula, seorang lelaki bersahaja tidak mampu membeli mobil, tapi Allah menetapkannya naik mobil kmna2 ketika sang tetangga mempunyai rezeki mobil berlebih dan meminta lelaki ini menggunakan mobilnya drpd menganggur di garasi..–maka,rezeki bukan soal apa yang dimiliki…
Hamba-hamba yang lalai adalah yg berjuang keras mencari rezeki yang sudah dijaminkan tetapi mereka mengabaikan taat yang telah diwajibkan..
Inilah setetes rezeki di lapis keberkahan,apa yang sedikit lagi mencukupi,lebih baik daripada yang banyak tapi melalaikan..
★”lapis-lapis keberkahan”★
0 komentar:
Posting Komentar