SENYUM ITU SEDEKAH
“Engkau tersenyum di depan saudaramu adalah sedekah.” (HR Bukhari)
Ketika Anda menyadari bahwa Anda bisa membaca kalimat tersebut dengan baik, Anda akan segera tahu bahwa Anda tak bisa mengeja huruf ‘M’ tanpa merapatkan sepasang bibir Anda. Lalu Anda mencobanya sekali lagi, sebelum kemudian tersenyum. Tak ada yang lebih membahagiakan dari sebuah pencerahan pengetahuan, bukan?
Manusia tak bisa menyentuh ujung hidungnya dengan lidahnya sendiri!
Terima kasih telah dengan sukarela mencobanya..
Kini, tersenyumlah sambil curiga, sebelum Anda mencobanya lagi dan lagi..
Sebab gagasan hanyalah sebuah gagasan sebelum Anda mewujudkannya jadi kenyataan. Demikianlah, niat adalah perbuatan yang belum selesai. Maka cobalah untuk mewujudkannya. Lebih baik gagal ketika mencoba daripada gagal untuk mencoba, kan?
Kita sama-sama tahu, usaha yang baik, sebagaimana doa yang baik, adalah yang dilakukan berkali-kali. Jika semesta saja diciptakan Tuhan melalui serangkaian proses dan kejadian, tentu saja hidup dan nasib manusia tak akan berubah seketika menjadi lebih baik bila hanya mengandalkan percobaan pertama. Teruslah mencoba menjadi pribadi yang lebih baik: Tuhan tak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu mengubah nasibnya sendiri.
Di atas semuanya, mungkin ini saat yang tepat untuk Anda tersenyum. Mungkin ini saat yang tepat untuk berubah. Terserah Anda saja. Hidup yang baik barangkali seperti sebuah senyuman: Kadang-kadang sulit untuk mulai menarik dua ujung bibir ke atas, melengkungkannya di wajah Anda, tetapi setelah Anda melakukannya: Betapa mudah semuanya. Betapa melapangkan sekaligus membahagiakan.
Tersenyumlah, sebab sebetapa sederhana apapun ia, sebuah senyuman selalu bisa menularkan kebahagiaan. Tak semua sedekah bisa langsung mendatangkan kebahagiaan bagi dua orang yang memberi dan menerimanya, tetapi sebuah senyuman bisa melakukannya.
Bisakah Anda tersenyum tanpa mengerutkan kulit di dekat dua ujung mata Anda?
Silakan disebarkan sambil tersenyum.. ^_^
0 komentar:
Posting Komentar