Hidup adalah pilihan
Manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna. Allah menganugerahkan kepada manusia apa yang tidak dimiliki oleh makhluk-makhluk lain. Akal, fitrah, syariah, syahwat/nafsu dan kebebasan untuk memilih. Dengan kesempurnaan ini, manusia diciptakan untuk mengemban tugas sebagai khalifah di muka bumi dengan misi beribadah hanya kepada Allah semata.
Berbagai kelebihan yang dimiliki oleh manusia namun tidak diberikan kepada makhluk lain selain manusia adalah karunia yang diberikan oleh Allah SWT untuk memuliakan manusia. Sebagaimana firman-Nya :
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan” (QS. Al Isra: 70)
Bagaimana manusia akan menggunakan kelebihan dan memanfaatkan kesempurnaan yang telah dianugerahkan untuk menjalankan tugasnya di muka bumi, Allah telah memberikan petunjuk dan tuntunan yang jelas. Allah telah mengutus Rasul-Nya untuk memberikan peringatan dan kabar gembira bagi seluruh umat manusia. Apakah manusia akan memilih untuk menjadi fasik dan mengabaikan peringatan Allah ataukah memilih untuk beriman dan kemudian membenarkan janji Allah?
“dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya” (QS Asy Syams: 7-10)
Manusia yang mempergunakan karunia yang telah diberikan untuk mengerjakan amal shaleh dengan landasan iman kepada Allah dan tuntunan yang telah disampaikan melalui lisan Rasul-Nya, maka mereka telah memuliakan diri mereka sendiri. Mereka bahkan mampu menjadi lebih mulia dari malaikat. Mereka telah menjadikan diri mereka sebaik-baiknya makhluk.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh. Mereka itu adalah sebaik-baik makhluk” (QS Al-Bayyinah: 7)
Ketika manusia menjadi mulia, kemuliaan itu merupakan hasil dari pilihan dan kemauan mereka sendiri. Berbeda dengan kemuliaan malaikat yang merupakan ketetapan Allah atas diri mereka, tidak memiliki kehendak dan nafsu pribadi. Hanya melakukan perbuatan-perbuatan mulia yang telah diperintahkan Allah.
Sebaliknya ada pula manusia yang mempergunakan karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadanya untuk melakukan perbuatan durhaka, bermaksiat, dan tak mau taat kepada perintah Allah. Sesungguhnya telah melakukan perbuatan buruk dan dzalim terhadap dirinya sendiri. Ketika memilih ingkar, mereka menjelma menjadi seburuk-buruknya makhluk, bahkan bisa lebih buruk dibandingkan dengan binatang sekalipun.
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai” (QS Al A’raf: 179)
Hidup adalah pilihan. Allah telah memberikan pilihan itu berada di tangan kita. Apakah dengan semua kelebihan yang telah dikaruniakan kepada kita akan membuat kita beriman dan menyembah hanya kepada Allah semata? Ataukah akan membuat kita menjadi sombong merasa lebih pintar dari Allah dan rasul-Nya, mendustakan tuntunan-Nya dan menyembah kepada selain-Nya?
Hidup adalah pilihan. Semua pilihan yang kita ambil ada konsekuensi. Kelak kita semua akan kembali kepada Sang Pencipta kita. Siapkah kita mempertanggung jawabkan pilihan kita di hadapan-Nya?
Wallahu’alam bishawab
Senin, 24 November 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar