"Cintailah orang yang menikahimu atau Menikahlah dengan orang yang kamu cintai."
Apakah kita harus mencintai seseorang terus menikah atau menikah dulu baru perasaan cinta itu baru tumbuh?
Aku sering bingung kalau dapat pertanyaan ini :
"Cintailah orang yang menikahimu atau Menikahilah dengan orang yang kamu cintai "
Harus pilih jawaban yang mana?
Haruskah aku jawab lagi dengan argument ini, "itu tergantung keadaan", kalau kita beruntung berarti kita akan menikah dengan orang yang kita cintai tetapi jika keadaannya tidak sesuai seperti kita dijodohkan oleh orang tua, maka pilihlah "Cintailah orang yang menikahimu", itu lebih baik bagi kita.
"Menikah dengan orang yang bisa membuatmu tertawa/tersenyum karena dia yang akan menemani hari-harimu, hidup, makan, minum dan tidur denganya. Dia yang akan menentukan jalan hidupmu, apakah akan berjalan dengan biasa-biasa saja, bahagia atau malah menderita." Berarti kalau begitu, opsi yang lebih baik adalah menikahlah dengan orang yang kamu cintai. Biar happily ever after : p
Lalu, cinta dan pernikahan?
Ada yang menikah karena orang tua dan tidak dilandaskan cinta tapi rumah tangga mereka baik-baik saja. Apakah bener cinta itu bisa tumbuh seiring dengan waktu atau karena memang dipaksakan ?
Ada yang menikah karena memang keduanya saling mencintai tetapi di tengah perjalanan, pernikahan mereka kandas? Apakah cinta itu bisa sedemikian cepat luntur dan bisa dilupakan begitu saja?
Menikah lah karena Allah, menikah karena agamanya, karena itu akan membawa kebahagian. Menikahlah dengan orang yang tepat dan di waktu yang tepat.
0 komentar:
Posting Komentar