Selasa, 29 Maret 2016

misteri usia 40

MISTERI USIA 40 TAHUN

Banyak orang yang tidak menyadari bahwa Al-Qur’an membahas mengenai usia 40 tahun. Hal ini sebagai pertanda bahwa ada hal yang perlu diperhatikan dengan serius pada pembahasan usia 40 tahun ini. Allah Ta’ala berfirman, “Apabila dia telah dewasa dan usianya sampai empat puluh tahun, ia berdo’a, “Ya Rabb-ku, tunjukkanlah kepadaku jalan untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh yang engkau ridhai. Berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.” (QS. Al-Ahqaf : 15)

Usia 40 tahun disebutkan dengan jelas dalam ayat ini. Pada usia inilah manusia mencapai puncak kehidupannya baik dari segi fisik, intelektual, emosi, maupun spiritualnya. Ia benar-benar telah meninggalkan usia mudanya dan melangkah ke usia dewasa yang sebenar-benarnya. Do’a yang terdapat dalam ayat tersebut dianjurkan untuk dibaca oleh mereka yang berusia 40 tahun atau lebih. Di dalamnya terkandung penjelasan yang jelas bahwa mereka telah menerima nikmat yang sempurna, kecenderungan untuk beramal yang positif, telah mempunyai keluarga yang harmonis, kecenderungan untuk bertaubat dan kembali kepada Allah Ta’ala.

Pada ayat yang lain Allah Ta’ala berfirman: “Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang-orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepadamu pemberi peringatan?” (QS. Fathir : 37)

Para ulama salaf menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “umur panjang dalam masa yang cukup untuk berfikir” dalam ayat tersebut adalah ketika berusia 40 tahun.

Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat tersebut memberikan petunjuk bahwa manusia apabila menjelang usia 40 tahun hendaklah memperbarui taubat dan kembali kepada Allah dengan bersungguh-sungguh. Apabila hal itu berlaku menjelang usia 40 tahun, maka Allah memberikan janji-Nya dalam ayat setelahnya, yaitu kematangan. Usia 40 tahun adalah usia matang bagi kita bersungguh-sungguh dalam hidup. Mengumpulkan pengalaman, menajamkan hikmah dan kebijaksanaan, membuang kejahilan ketika usia muda, lebih berhati-hati, melihat sesuatu dengan hikmah dan penuh penelitian. Maka tidak heran tokoh-tokoh pemimpin muncul secara matang pada usia ini. Bahkan Nabi kita tercinta, Muhammad SAW pun demikian. Sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Abbas, “Diutusnya Rasulullah (yaitu) pada usia 40 tahun.” (HR. Al-Bukhari).

Nabi Muhammad SAW diutus menjadi nabi tepat pada usia 40 tahun. Begitu juga dengan nabi-nabi yang lain, kecuali Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS. Mayoritas negara juga mensyaratkan bagi calon-calon yang akan menduduki jabatan-jabatan elit seperti ketua negara, harus telah berusia 40 tahun. Masyarakat pun mengakui bahwa mantabnya prestasi seseorang tatkala orang tersebut telah berusia 40 tahun.

Mengapa umur 40 tahun begitu penting?

Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah usia manusia diklasifikasikan menjadi 4 (empat) periode, yaitu: (1) Anak-anak (aulad); sejak lahir hingga akil baligh, (2) Pemuda (syabab); sejak akil baligh hingga 40 tahun, (3) Dewasa (kuhul); 40 tahun hingga 60 tahun, (4) Tua (syuyukh); 60 tahun ke atas.

Usia 40 tahun adalah usia ketika manusia benar-benar meninggalkan masa mudanya dan beralih kepada masa dewasa sempurna. Kenyataan yang paling menarik pada usia 40 tahun ini adalah meningkatnya minat seseorang terhadap agamanya yang semasa mudanya jauh sekali dengan agamanya. Baik dengan menjalankan kewajiban shalat lima waktunya dengan berjama’ah dan tepat waktu, memperbanyak sedekah, menutupi auratnya, atau dengan mengikuti kajian-kajian keagamaan. Seolah-olah di usia ini merupakan momentum kembalinya manusia kepada fitrahnya. Namun jika ada orang yang telah mencapai usia ini, akan tetapi tidak ada minat terhadap agamanya, maka hal ini sebagai pertanda yang buruk dari kesudahan umurnya di dunia.Wal iyaadzu billaah.

Salah satu keistimewaan usia 40 tahun tercermin dari sabda Rasulullah SAW, “Seorang hamba muslim apabila usianya mencapai 40 tahun, Allah akan meringankan hisabnya (perhitungan amalnya).” (HR. Ahmad)
Hadits ini menyebutkan bahwa usia 40 tahun merupakan titik awal seseorang memiliki komitmen terhadap penghambaan kepada Allah Ta’ala, sekaligus konsisten terhadap Islam, sehingga Allah Ta’ala pun akan meringankan hisabnya. Inilah keistimewaan orang yang mencapai usia 40 tahun. Akan tetapi, usia 40 tahun merupakan saat di mana orang harus berhati-hati juga. Ibarat waktu, orang yang berumur 40 tahun mungkin sudah masuk waktu senja.

Abdullah bin Abbas mengatakan, “Barangsiapa mencapai usia 40 tahun dan amal kebajikannya tidak mantab dan tidak dapat mengalahkan amal keburukannya, maka hendaklah ia bersiap-siap ke neraka.”

Imam Asy-Syafi’i tatkala mencapai usia 40 tahun, beliau berjalan sambil memakai tongkat. Jika ditanya, maka beliau menjawab, “Agar aku ingat bahwa aku adalah musafir. Demi Allah, aku melihat diriku sekarang ini seperti seekor burung yang dipenjara di dalam sangkar. Lalu burung itu lepas di udara, kecuali telapak kakinya saja yang masih tertambat dalam sangkar. Komitmenku sekarang seperti itu juga. Aku tidak memiliki sisa-sisa syahwat untuk menetap tinggal di dunia. Aku tidak berkenan sahabat-sahabatku memberiku sedikit pun sedekah dari dunia. Aku juga tidak berkenan mereka mengingatkanku sedikit pun tentang hiruk pikuk dunia, kecuali hal yang menurut syari’at lazim bagiku.”

Kematian Bisa Datang Kapan Saja

Satu perkara yang kita harus senantiasa kita sadari bahwa kematian bisa memanggil kita kapan saja tanpa tanda, tanpa alamat dan tanpa mengira usia. Jika kita beranggapan harus menunggu usia 40 tahun untuk mulai memperbaiki diri, maka rugi dan sia-sia lah hidup kita jika ternyata umur kita tidak panjang.

Maka dari itu, di sisa-sisa usia kita ini, marilah kita mulai berbenah diri, meneguhkan tujuan hidup, meningkatkan daya spiritual, memperbanyak bersyukur, menjaga makan dan tidur, serta menjaga keistiqamahan dan berusaha meningkatkan kualitas dalam beribadah.

Banyak manusia yang tertipu dengan keindahan dunia dan isinya yang bersifat sementara. Mengingati mati bukan berarti kita akan gagal di dunia ini. Akan tetapi dengan mengingati mati kita berharap menjadi insan yang berjaya di dunia dan di akhirat kelak. Janganlah menunggu hingga esok untuk membuat persediaan menghadapi kematian, karena mati boleh datang kapan saja.

Akhirnya, semoga kita bisa memaksimalkan sisa-sisa umur kita ini untuk memperbanyak amal shaleh.

Kamis, 24 Maret 2016

mencintai allah

10 Cara agar bisa mencintai Allah
Ibnu Qayyim menyebutkan 10 cara agar bisa mencintai Allah:
.
1. Membaca Al Qur'an, mentadabburi, dan memahami makna-maknanya.

2. Bertaqarrub kepada Allah dengan mengamalkan amal-amal yang sunnah.

3. Selalu berdzikir kepada Allah di setiap keadaan, dengan lisan, hati dan amal.

4. Lebih mementingkan apa yang dicintai oleh Allah di atas yang dicintai oleh hamba ketika bertabrakan.

5. Menyelami nama-nama Allah dan sifatNya serta pengaruh dan kesempurnaan yang ditunjukkan olehnya.

6. Memikirkan nikmat-nikmat Allah yang bersifat lahiriyah dan batiniyah. Serta menyaksikan kebaikan-kebaikaNya kepada hambaNya.

7. Menundukkan hati di hadapan Allah dan selalu merasa faqir kepadaNya.

8. Bermunajat kepada Allah di saat sepertiga malam terakhir dengan shalat, membaca alqur'an dan istighfar.

9. Bershahabat dengan orang-orang shalih dan mengambil faidah dari mereka.
10. Menjauhi semua yang menghalangi hati dari Allah.
.
(Madarijussalikin 3/17, diambil dari kitab Al Irsyad ilaa shahihil I'tiqad hal 79-80 karya Syaikh Shalih Fauzan).

Semoga renungan ini bermanfaat...

Senin, 21 Maret 2016

sunnah

SUNNAH BAGINDA RASUL MUHAMMAD SAW memang super ajaib,,,

1. B.A.B duduk, beresiko tinggi terkena wasir/ambeien. BAB jongkok lebih bersih dan menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.

2. Kencing berdiri beresiko prostat dan batu ginjal. Kencing jongkok lebih bersih dan menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.

3. Enzim di tangan membantu makanan lebih mudah dicerna. Dibanding dengan besi, kayu, atau plastik, makan dengan tangan lebih bersih, fitrah dan menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.

4. Makan dan minum berdiri dpt mengganggu perncernaan. Dengan duduk lebih santun dan menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.

5. Makan di kursi, masih kurang menyehatkan. Dengan duduk di lantai, tubuh akan membagi perut menjadi 3 ruang: udara, makanan dan air, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.

6. Makan buah setelah makan (cuci mulut) kurang bagus bagi lambung, karena ada reaksi asam. Yang sehat adalah makan buah sebelum makan, membantu melicinkan saluran pencernaan dan membuatnya lebih siap, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.

7. Tidur tengkurep tidak bagus untuk kesehatan, bahkan itu tidurnya syetan. Tidur menghadap kanan lebih menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.

8. Banyak Rahasia Sunnah yg telah diteliti para pakar, dari segi hikmah, manfaat, dan kesehatan. Benarlah yg dikatakan: di balik sunnah ada kejayaan. Bagi kita, jika misalnya belum tahu manfaatnya, terus saja semangat mengikuti adab dan tuntunan Rasul. Manfaat itu efek samping, motivasi utamanya adalah mengikuti adab dan tuntunan Rasul.

9. Seorang dokter Eropa berkata: jika semua manusia mengamalkan 3 sunnah saja (sunnah makan, sunnah di Kamar Mandi, dan sunnah tidur), maka harusnya saya berhenti jadi dokter karena tidak ada pasien..

Subhanallah....
Cintailah sunnah Nabi, tidak hanya adab-adab sehari tapi seluruh apa yang telah Rasullah tetapkan dalam Dien Islam.?



Silahkan KLIK&SHARE jika dirasa bermanfaat.....

Minggu, 20 Maret 2016

jin qorin

Setiap Kita Punya Kembaran Gaib Bernama Qorin, Dia bukan teman Sejati, Ini Penjelasannya

Mungkin dalam satu peristiwa tertentu kita secara tidak sengaja melihat seorang teman jalan-jalan di suatu Mall, dari kejauhan dan tidak bisa bertegur sapa, tetapi ketika dikonfirmasi pada hari berikutnya dia membantah dan mengatakan tengah di luar kota.

Atau saat tertentu saat sendirian berjalan dengan tengah malam, ada yang mengikuti tetapi kita rasakan itu hanya perasaan saja. Namun meurut beberapa pendapat itu bukan perasaan kita semata, tetapi memang nyata, karena ada saudara dari alam gaib kita yang selalu mendampingi.

Sebab, setiap kita memiliki kembaran di alam gaib, bahkan memiliki sifat, kesukaan, dan prilaku yang sama. Bahkan kemanapun pergi dia selalu berada sangat dekat dan terus mendampingi.

Makanya tidak heran, ketika dalam beberapa kesempatan, di tengah keramaian, dalam beberapa kasus tiba-tiba melihat seorang teman kita yang sudah lama tak dijumpai.

Namun saat diajak berkomunikasi, ditanya, dia tidak begitu tahu latar belakangnya sendiri. Biasanya, setelah berbicara dengan sang teman, tiba-tiba saja merinding.

Sebenarnya siapakah kembaran kita itu, apakah dia manusia juga atau sebangsa jin, setan, atau iblis?

Disebutkan dalam Al-Quran maupun Hadist bahwa kembaran gaib kita itu sebangsa Jin yang diciptakan dari unsur api dan cahaya.

Dialah Jin Qorin. Meski dia dianggap kembaran gaib tetapi dia adalah bangsa jin, yang sebenarnya kerap menggoda kita untuk menyeleweng, karena tidak semua jin qorin pendamping itu Islam adapula yang kafir dan kebanyakan begitu.

Sehingga dia sangat halus, tidak nampak, seperti hembusan angin, tetapi kita merasakannnya bahwa dia berada sangat dekat.

Berikut ulasannya:

KH Imam Barizi dari Forpess Sumsel dalam beberapa kesempatan ketika bertemu dengan Sripoku.com diakhir tahun 2014 lalu, juga mengatakan, setiap orang memiliki jin pendamping, bahkan dia bisa berkomunikasi dengan bangsa Jin.

Jin Qorin, tersebut jelas di dalam Alquran:

“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Allah yang maha pemurah (Al Quran), kami adakan baginya setan, maka setan itulah menjadi teman (al Qarin) yang menyertainya” (QS az-Zukhruf: 36).

Sementara dijelas pula dalam Hadist:

Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap orang di antara kalian telah diutus untuknya seorang qorin (pendamping) dari golongan jin.” Para sahabat bertanya, “Termasuk Anda, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab:

“Termasuk saya, hanya saja Allah membantuku untuk menundukkannya, sehingga dia masuk Islam. Karen itu, dia tidak memerintahkan kepadaku kecuali yang baik.” (HR. Muslim).

Jin Qorin sangat kuat, dan disebut-sebut memang bertugas menggoda manusia. Bahkan, dalam satu riwayat, sahabat Nabi Umar Bin Khatab pun tidak bisa meng-Islamkan Jin Qorin yang menjadi kembaran atau pendampingnya.

Tentang tugasnya, seperti diposting Mufida di w-afif-mufida-fk12.web.unair.ac.id, yang mengutip pendapat dari (Fatawa Islam, tanya jawab, no. 149459), Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Munajid menjelaskan.

“Berdasarkan perenungan terhadap berbagai dalil dari Alquran dan sunah dapat disimpulkan bahwa tidak ada tugas bagi jin qorin selain menyesatkan, mengganggu, dan membisikkan was-was. Godaan jin qorin ini akan semakin melemah, sebanding dengan kekuatan iman pada disisi seseorang.”

Apakah Qorin juga menyertai manusia setelah
dia meninggal?

Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan, “Apakah qorin ini akan terus menyertai manusia, sampai menemaninya di kuburan? jawabnya, Tidak. Zahir hadis –Allahu a’lam– menunjukkan bahwa dengan berakhirnya usia manusia, maka jin ini akan meninggalkannya .

Karena tugas yang dia emban telah berakhir. Ketika manusia mati maka akan terputus semua amalnya, kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya. (HR. Muslim). (Majmu’ Fatawa, 17:427).

Dari hal tersebut di atas jelaslah bahwa, kembaran yang selalu mendampingi selama ini tidak lebih dari Jin Qorin, bukan saudara kita yang hidup di alam gaib, karena pada dasarnya manusia diciptakan dengan turun ke bumi, jika pun ada saudara adalah saudara sesama manusia.

Dia jauh dari kata menakutkan, karena berwujud diri orang yang didampinginya, namun bisikannya, bukan kebenaran, tapi kemungkaran.

Sumber : sripoku.com




Silahkan KLIK&SHARE jika dirasa bermanfaat.....