Sabtu, 30 Januari 2016

ldr

Kok sendiri aj, pacar mu mana?
Pacar? Ia pacar, ak lgi LDR-an ni.
Wah kasian banget si, gpp kok. Namanya juga hidup, harus ad yg di perjuangin. Ia si, emg pacar mu dmn si? Emmm…
Ak juga blm tau, loh kok gtu? Ia, gtu pokoknya.
Emg siapa si pacar mu it? Kayanya misterius bener deh,
Dia itu……
Perempuan yg namanya telah tertulis untuk ku di lauh mahfuz, dan msh entah di bagian bumi alloh yg mana ia berada. Yg pasti skrg ak mau jdi baik dlu, nyiapin diri buat ketemu dia suatu saat nanti.
Lah, it mah jomblo namanya.
Eh jgn salah, masing2 kita ud ad pasangan lo. Jdi kita ini bkan jomblo, cuma lgi LDR aj. Tinggal nunggu wktu yg pas kok, yakin deh. ;)
Jdi ngapain repot2 pacaran sama yg blm tentu JODOH mu, mending mantesin diri. :p

#stoppacaran #jomblo #mulia #ayoperbaikidiri

Selasa, 26 Januari 2016

iyyaka na'budu wa iyyaaka nassta'iin

Assalamualaikum wr...wb...

PELAJARAN PENTING DARI "IYYAAKA NA'BUDU WA IYYAAKA NASSTA'IIN"

Dalam sholat kita selalu membaca firman Allah ta’ala,

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

“Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan.” [Al-Fatihah: 4]

Beberapa Pelajaran:

1) “Hanya kepada-Mu kami beribadah” adalah hakikat Tauhid Uluhiyah, yaitu meyakini hanya Allah ta’ala satu-satunya sesembahan yang benar, adapun sesembahan selain Allah ta’ala adalah salah. Maka seorang hamba hanya boleh beribadah kepada Allah ta’ala yang satu saja, tidak boleh mempersembahkan ibadah kepada selain-Nya.

Allah ta’ala berfirman,

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِي

“Yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Sesembahan) Yang Haq (Benar) dan sesungguhnya apa saja yang mereka sembah selain Allah, itulah yang batil (salah), dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” [Al-Hajj: 62]

2) “Hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan” adalah hakikat Tauhid Rububiyah, yaitu meyakini hanya Allah ta’ala yang mencipta, menguasai dan mengatur, maka hanya Dialah yang mampu menolong kita, mengabulkan doa-doa kita dan menghilangkan kesusahan dari kita, sehingga hanya kepada-Nya kita bersandar (tawakkal) dan mohon pertolongan.

Oleh karena itu sangat mengherankan jika ada orang yang membaca ayat ini setiap hari namun tidak mentauhidkan Allah ta’ala dalam uluhiyah dan rububiyah, ada yang masih menganggap boleh-boleh saja beribadah kepada selain Allah karena itu hak asasi manusia, ketika ditimpa musibah bukannya minta tolong kepada Allah ta’ala malah lari ke dukun, kuburan keramat, mempersembahkansesajen kepada setan, pake jimat, takut bulan sial, hari sial, angka sial, dan berbagai macam keyirikan serta kekufuran lainnya.

Allah ta’ala berfirman,

وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَهُمْ رِزْقًا مِنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ شَيْئًا وَلَا يَسْتَطِيعُونَ

“Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberikan rezeki kepada mereka sedikit pun dari langit dan bumi, dan tidak berkuasa (sedikit jua pun).” [An-Nahl: 73]

3) Ibadah membutuhkan pertolongan Allah ta’ala. Al-‘Allamah Al-Mufassir As-Sa’di rahimahullah berkata,

وذكر { الاستعانة } بعد { العبادة } مع دخولها فيها، لاحتياج العبد في جميع عباداته إلى الاستعانة بالله تعالى فإنه إن لم يعنه الله، لم يحصل له ما يريده من فعل الأوامر، واجتناب النواهي

“Dan disebutkan isti’anah (mohon pertolongan) setelah ibadah, padahal isti’anah juga ibadah, sebab seorang hamba membutuhkan pertolongan Allah ta’ala dalam seluruh ibadahnya, karena jika Allah ta’ala tidak menolongnya maka ia tidak akan berhasil dalam mengamalkan ibadah yang ia inginkan, apakah menjalankan perintah atau menjauhi larangan.”
[Tafsir As-Sa’di, hal. 39]

4) Kemampuan seorang hamba untuk beribadah kepada Allah ta’ala adalah nikmat dan karunia dari Allah ta’ala yang sangat besar, maka sepatutnya disyukuri dan tidak boleh berbangga diri (‘ujub, kagum terhadap diri sendiri dan lupa bahwa keutamaan milik Allah ta’ala) serta tidak boleh pula menyombongkan diri (kibr, meremehkan orang lain). Allah ta’ala berfirman,

وَلَوْلا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا

“Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu dan dapat beramal shalih) selama-lamanya.” [An-Nur: 21]

5) Apabila dalam nikmat ibadah tidak patut untuk berbangga dan sombong maka dalam nikmat dunia tentu lebih tidak patut lagi. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ

“Andaikan dunia di sisi Allah menyamai satu sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir meski hanya seteguk air.” [HR. At-Tirmidzi dari dari Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 686]

Aamiin Allahumma Aamiin...





Silahkan KLIK&SHARE jika dirasa bermanfaat.....

cek juga IG instagram.com/loveislam.id

Berbohong demi Kebaikan, Bolehkah?

Berbohong demi Kebaikan, Bolehkah?

ALLAH SWT memerintahkan kepada kita agar senantiasa berbuat jujur, yakni mengatakan sesuatu sesuai dengan kenyataannya. Dan Allah melarang kita untuk melakukan hal yang sebaliknya, yakni berbohong. Namun, ada yang mengatakan bahwa berbohong demi kebaikan itu dibolehkan. Benarkah demikian?

Berbohong memang pernah dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS. Setelah menghancurkan patung-patung ia menyimpan kapak yang ia gunakan untuk menghancurkan patung tersebut di salah satu patung yang paling besar, yang sengaja tidak ia hancurkan. Maka, ketika ditanya, ia menjawab bahwa patung yang paling besar itulah yang menghancurkan patung-patung lainnya. Padahal, dialah yang menghancurkan patung-patung tersebut.

Di situlah letak kebohongan dari Nabi Ibrahim AS. Dia tidak mengatakan yang sesuai dengan kenyataannya. Mungkin, inilah yang menjadi alasan bagi orang-orang yang mengatakan bahwa bohong demi kebaikan itu dibolehkan.

Namun ternyata, orang-orang yang berbohong di masa kini, ialah orang-orang yang lebih mementingkan keselamatan dirinya, artinya hanya demi kebaikan dirinya sendiri. Sedangkan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim ialah demi kepentingan umat. Dia berbohong demi menegakkan tauhidnya.

Jadi, dapat dikatakan bahwa berbohong itu boleh demi kebaikan mempertahankan tauhid atau keyakinan kita untuk tetap berpegang teguh dalam agama Allah. Misalnya, ketika kita berada di daerah yang sedang terjadi peperangan antara Muslim dan non Muslim, lalu kita bertemu dengan orang non Muslim, dan ditanya mengenai agama kita, maka boleh jika kita mengatakan bahwa kita itu non Muslim sama seperti mereka. Hal ini dilakukan jika jiwa kita terancam, seperti halnya orang non Muslim itu akan membunuh kita, jika mereka tahu bahwa kita Muslim. Dengan catatan, dalam hati kita tetap yakin untuk selalu berpegang teguh pada agama Allah.

Jika hal lain dari itu, maka berbohong tak usah kita lakukan. Rasulullah SAW sendiri tak pernah mengajarkan kita untuk berbuat bohong. Melainkan ia memiliki trik agar tidak berbohong. Misalnya, dalam suatu kisah dikatakan bahwa pada suatu ketika beliau berjumpa dengan seorang wanita yang sedang dikejar-kejar oleh sekelompok orang. Ketika wanita tersebut berpapasan dengan beliau, wanita itu berpesan agar beliau tidak memberi tahu kepada mereka bahwa ia telah lewat ke sini.

Maka, ketika sekelompok orang tersebut tiba, dan mereka bertanya kepada Rasulullah, “Apakah engkau melihat seorang wanita yang lewat ke arah sini.” Rasulullah SAW kemudian bergeser dari tempat yang beliau pijak, dan mengatakan, “Semenjak aku di sini, aku tidak melihat wanita yang lewat ke arah sini.”

Coba perhatikan kisah itu, apakah Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk berbohong? Tentu tidak, beliau mengatakan yang sesungguhnya. Beliau melihat wanita itu, ketika beliau berdiam diri di tempat yang beliau pijak. Dan beliau mengatakan kepada sekelompok orang tersebut bahwa beliau tidak melihatnya, ketika beliau bergeser dari tempat yang beliau pijak ke tempat yang belum beliau pijak.

Itulah trik yang dilakukan oleh Rasulullah SAW agar terhindar dari perkataa dusta. Trik ini bukan berarti memberikan peluang bagi Anda agar melancarkan aksi bohong Anda, sehingga tidak dikatakan sebagai orang pembohong. Melainkan, hal ini dapat mempermudah Anda untuk menyelesaikan suatu perkara demi kemaslahatan orang lain. Wallahu ‘alam. [



Silahkan KLIK&SHARE jika dirasa bermanfaat.....

cek juga IG instagram.com/loveislam.id

Jumat, 22 Januari 2016

Selasa, 12 Januari 2016

BEBERAPA FAKTA MENGEJUTKAN TENTANG ARAB SAUDI

BEBERAPA FAKTA MENGEJUTKAN TENTANG ARAB SAUDI

��Bahwa tidak ada pemilu/pilkada atau demokrasi di Arab Saudi.

��Bahwa harga listrik dan BBM di Arab Saudi sangat tidak masuk akal, jauh di bawah harga pasar.

��Bahwa sekolah dan kuliah di Arab Saudi gratis dan dapat tunjangan hidup, parahnya, berlaku juga untuk warga asing.

��Jalanan di Arab Saudi adalah jalan tol semua, dan gratis semua.

��Biaya haji/umroh gratis, gak ada tiket atau kotak sumbangan.

��"... bahwa penduduk Arab Saudi adalah pengguna parfum terbanyak di dunia per kapita, yaitu sekitar 0,95 liter untuk setiap orangnya, laki-laki, perempuan, dan anak-anak?"

��"... bahwa Bandar udara terbesar di dunia terdapat di Arab Saudi, yaitu Bandar Udara Internasional Raja Fahd dengan area seluas 780 km² (301 mi²), melebihi Bandar Udara Internasional Montréal-Mirabel dengan area seluas 356 km² (137 mi²). Luas area bandara tersebut melebihi luas negara tetangga, Bahrain?"

��"...bahwa Bendera Arab Saudi merupakan satu-satunya bendera di dunia yang tidak boleh dikibarkan setengah tiang sebagai tanda perkabungan disebabkan adanya kalimat syahadat?"

��"...bahwa Arab Saudi adalah satu-satunya negara yang mengharuskan penduduknya untuk menghentikan seluruh aktivitas perdagangan selama pelaksanaan salat berjamaah yang mana setiap toko harus ditutup ketika telah dikumandangkan azan tanda masuknya waktu salat wajib?"BBC

��"...bahwa pada tahun 1973 Arab Saudi memimpin OPEC untuk melakukan boikot terhadap negara-negara barat yang mendukung Israel pada Perang Yom Kippur melawan Mesir dan Suriah yang mengakibatkan krisis minyak dimana harga minyak dunia melonjak hingga empat kali lipat?"ActionForex

��"... bahwa meski tingkat kriminalitas di Arab Saudi relatif rendah dibandingkan kebanyakan negara di dunia, namun setiap tindak kriminalitas akan ditanggapi secara serius. Tindak kejahatan seperti pemerkosaan, pembunuhan, kemurtadan, perampokan bersenjata dan perdagangan narkoba terancam hukuman mati dibawah hukum syariat Islam yang ketat yang diberlakukan otoritas Saudi?"Detik CSM, OSAC, GOV

��"...bahwa pengangguran di Arab Saudi menerima tunjangan sebesar 2,000 Riyal (± Rp4,8 Juta) perbulan. Sedangkan mahasiswa di seluruh Universitas Negeri mendapat uang saku bulanan sekitar 900 Riyal (± Rp2,5 juta), asrama gratis dan tanpa dipungut biaya kuliah sama sekali?"Viva

��"...bahwa dalam tiga dekade terakhir Arab Saudi telah menyumbangkan bantuan sebesar 49 miliar Pound sterling yang membuatnya menjadi negara donor terbesar di dunia perkapita?"Telegraph

sumber : wikipedia & lainnya.

Minggu, 03 Januari 2016

Bolehkah Shalat Berjamaah Berdua dengan Pacar? Jawabannya TIDAK! Ini Penjelasannya

Bolehkah Shalat Berjamaah Berdua dengan Pacar? Jawabannya TIDAK! Ini Penjelasannya

Remaja jaman sekarang ini akan dibully oleh teman-temannya jika belum memiliki pacar. Memiliki pacar atau kekasih seakan menjadi sebuah hal yang penting dan sangat dianjurkan. Sehingga saat melihat sepasang kekasih tengah berduaan, hal itu sudah dianggap sebagai hal yang wajar oleh masyarakat.

Status pacaran membuat mereka merasa saling memiliki satu sama lain. Pacar juga seakan menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan. Semua kegiatan akan terasa indah jika dilakukan bersama pacar, begitu menurut anggapan mereka. Jalan-jalan dengan pacar, makan bareng pacar, ke kondangan dengan pacar, dan tak terkecuali shalat berjamaah berdua dengan pacar.

Namun, ada satu pertanyaan, bolehkah shalat berduaan dengan pacar? Ternyata hal ini sama sekali tidak dianjurkan dan bahkan berdosa.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلَّا وَمَعَهَا ذُو مَحْرَمٍ
”Jangan sampai seorang lelaki berdua-duaan dengan seorang perempuan, kecuali dia ditemani mahramnya.” (HR Al-Bukhari 5233 dan Muslim 1341).

Kemudian dari Umar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلَّا كَانَ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ
”Jangan sampai seorang lelaki berdua-duaan dengan seorang perempuan. Jika terjadi makhluk ketiganya adalah setan.” (HR Ahmad 177,At- Turmudzi 2165, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Abu Ishaq as-Syaerozi – ulama syafiiyah – (w 476 H) menyatakan,
ويكره أن يصلي الرجل بامرأة أجنبية ; لما روي أن النبي قال : لا يخلون رجل بامرأة فإن ثالثهما الشيطان
Makruh (tahrim) seorang laki-laki shalat mengimami seorang wanita yang bukan mahram.
Berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda, ”Jangan sampai seorang lelaki berdua-duaan dengan seorang perempuan. Jika terjadi makhluk ketiganya adalah setan.” (al-Muhadzab, 1/183).

Penjelasan an-Nawawi dalam al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab,
المراد بالكراهة كراهة تحريم هذا إذا خلا بها: قال أصحابنا إذا أم الرجل بامرأته أو محرم له وخلا بها جاز بلا كراهة لأنه يباح له الخلوة بها في غير الصلاة وإن أم بأجنبية وخلا بها حرم ذلك عليه وعليها للأحاديث الصحيحة

Yang dimaksud makruh dari keterangan beliau adalah makruh tahrim (artinya: haram). Ini jika lelaki itu berduaan dengan seorang perempuan.

Para ulama madzhab Syafii mengatakan, apabila seorang lelaki mengimami istrinya atau mahramnya, dan berduaan dengannya, hukumnya boleh dan tidak makruh.

Karena boleh berduaan dengan istri atau mahram di luar shalat. Namun jika dia mengimami wanita yang bukan mahram dan berduaan dengannya, hukumnya haram bagi lelaki itu dan haram pula bagi si wanita. (al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab, 4/277).

Bahkan an-Nawawi juga menyebutkan keterangan dari Imam as-Syafii, bahwa beliau mengharamkan seorang laki-laki sendirian, mengimami jamaah wanita, sementara di antara jamaah itu, tidak ada seorangpun lelaki.

Kata an-Nawawi,
ونقل إمام الحرمين وصاحب العدة.. أن الشافعي نص على أنه يحرم أن يصلي الرجل بنساء منفردات إلا أن يكون فيهن محرم له أو زوجة وقطع بانه يحرم خلوة رجل بنسوة إلا أن يكون له فيهن محرم
Imamul Haramain dan penulis kitab al-Uddah.., bahwa Imam as-Syafii menegaskan, haramnya seorang laki-laki mengimami jamaah beberapa wanita tanpa lelaki yang lain. Kecuali jika ada diantara jamaah wanita itu yang menjadi mahram si imam atau istrinya. Beliau juga menegaskan, bahwa terlarang seorang lelaki berada sendirian di tengah para wanita, kecuali jika di antara mereka ada wanita mahram lelaki itu. (al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab, 4/278).

Mengapa Diharamkan?

Sekalipun dalam kondisi ibadah, kita diperintahkan untuk menghindari segala bentuk fitnah. Tak terkecuali fitnah syahwat.

Dalam Syarh Zadul Mustaqni’, Syaikh as-Syinqithy menjelaskan,
وإذا خلا بأجنبية فإنه منهي عن هذه الخلوة لقوله عليه الصلاة والسلام: ما خلا رجلٌ بامرأة إلا كان الشيطان ثالثهما، وقال: (ألا لا يخلون رجلٌ بامرأة) فهذا نهي، قالوا: وبناءً على ذلك لا يصلي الرجل الأجنبي بالمرأة الأجنبية على خلوة؛ لأنه قد يخرج عن مقصود الصلاة إلى الفتنة
Apabila seseorang berdua-duaan dengan seorang wanita yang bukan mahram, hukumnya terlarang. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ’Jika seorang lelaki berduaan dengan wanita, maka setan yang ketiganya.’ Beliau juga bersabda, ’Janganlah seorang lelaki berduaan dengan seorang wanita.’ Ini larangan. Para ulama mengatakan, berdasarkan hal ini, tidak boleh seorang lelaki mengimami shalat dengan wanita yang bukan mahram, secara berdua-duaan. Karena bisa jadi keluar dari tujuan utama yaitu shalat, menjadi sumber fitnah syahwat. (Syarh Zadul Mustaqni’, 3/149).

Hal yang sama juga disampaikan Imam Ibnu Utsaimin,
إذا خَلا بها فإنَّه يحرُمُ عليه أن يَؤمَّها ؛ لأنَّ ما أفضى إلى المُحَرَّمِ فهو محرَّمٌ
Apabila seorang lelaki berduaan dengan wanita yang bukan mahram, maka haram baginya untuk menjadi imam bagi wanita itu. Karena segala yang bisa mengantarkan kepada yang haram, hukumnya haram. (as-Syarh al-Mumthi’, 4/251).


Nah, status pacaran bukan berarti kamu dan pacarmu bisa melakukan apapun berdua, terutama shalat. Pacar bukanlah mahram, bahkan status tunangan pun belum menjadikan pacarmu itu mahram bagimu. Seperti yang kita ketahui, dalam Islam sama sekali tidak ada anjuran untuk berpacaran karena pacaran lebih besar mudharatnya daripada manfaatnya

Renungan Pagi!!

Renungan Pagi!!

--> 20 Ribu Keliatan Begitu Besar Bila Dibawa Ke Kotak Amal MasJid,Tetapi Begitu Kecil Bila di bawa Ke Mall..

--> 30 Menit Terasa Lama Untuk Berdzikir atau baca quran, Tetapi Begitu sbntar untuk nonton sinetron atau utk Mancing..

--> Orang2 Berebut Paling depan untuk nonton konser dan nonton bola, tetapi barisan paling belakang adalah barisan paling favorit ketika sholat jumaatan atau pengajian...

--> Kita bisa kirim ribuan Bbm/sms/wa Promosi Jualan, tapi bila kirim yg berkaitan dengan ibadah mesti berpikir 3X.

--> Uang 3jt utk beli hp baru atau beli tv baru begitu mudahnya, tp utk Qurban 2,5jt bgitu beratnya...

Jika engkau lebih mengutamakan duniawi Daripada Mengejar dekat dengan Ku Maka Aku Berikan tapi aku akan menjauhkan Kalian dari Syurga-Ku. (Qs.11:15-16). Na'udzubillah...

Mari Kita Renungkan Kawan..
Smoga bs menjadi pelajaran Bagi Kita Semua,
Aamiin.


Silahkan KLIK&SHARE jika dirasa bermanfaat.....

cek juga IG instagram.com/loveislam.id